Blogger Template by Blogcrowds.

Wesley Sneijder

lahir di Utrecht, Belanda, 9 Juni 1984 adalah pemain tengah Belanda dan Real Madrid yang bertinggi badan 170 cm. Sneijder sebelumnya bermain untuk Real Madrid, memperkuat Ajax Amsterdam. Keistimewaan permainan dari Sneijder adalah umpannya yang akurat dan acapkali mencetak gol dari tendangan bebas maupun tendangan dari luar kotak penalti yang akurat. Saat ini, ia bermain untuk klub Italia, Internazionale Milano Sneijder memberikan prestasi fenomenal di Inter Milan, dengan mengantarkan Inter Milan meraih treble winner menjuarai Seri A, Coppa Italia dan Liga Champion Eropa di Tahun 2010. Juga mengantarkan Inter Milan sebagai Juara Dunia antar Klub. Sneijder juga mengantarkan Belanda menjadi runner up di Piala Dunia 2010, yang kalah dari Spanyol.






Sneijder mengawali karir saat baru berusia 7 tahun di akademi sepak bola AFC Ajax mengikuti jejak kakaknya. Debutnya bersama Ajax adalah saat mereka mengalahkan SBV Excelsior 2-0 pada 22 Desember 2002 ketika ia dimasukkan ke lapangan oleh pelatih Ronald Koeman.

Meski berpostur kecil, Sneijder memiliki kecepatan, kekuatan menahan bola dan passing akurat yang membuatnya segera mendapat tempat sebagai jenderal di lini tengah Ajax. Selain itu ia juga dikenal piawai mengeksekusi bola-bola mati.

Pada 12 Agustus 2007 Sneijder dibeli oleh Real Madrid seharga 27 juta uero. Di pertandingan La Liga pertamanya, Sneijder mencetak gol kemenangan Madrid ketika menghadapi Atletico Madrid. Di laga berikutnya melawan Villareal, ia bahkan mencetak dua gol.

Di musim pertamanya bersama Real Madrid tersebut , Sneijder berhasil membukukan sembilan gol di pentas liga serta membawa Los Blancos meraih gelar juara La Liga musim tersebut.

Majalah sepak bola Belanda, Voetbal International pernah mengadakan polling untuk memilih eksekutor tendangan bebas terbaik di antara pemain Belanda. Hasilnya Sneijder meraih suara mutlak dengan raihan 70%, diikuti Robin Van Persie dengan 21% dan Klaas-Jan Huntelar di tempat ketiga.

Pada 27 Agustus 2009, Sneijder hengkang ke Internazionale Milan dengan kontrak berdurasi 4 tahun dan harga sekitar 15 juta euro. Debutnya bersama Nerazzurri adalah ketika Inter mengalahkan rival sekota, AC Milan dengan skor telak 4-0. Gol pertamanya di pentas Serie A dicetak ke gawang Udinese ketika Inter menang 2-1 pada 3 Oktober 2009. Di Liga Champions, Sneijder membukukan gol pertama ketika Inter menang dramatis 2-1 atas Dynamo Kyev, 24 Oktober 2009.

Debut Internasional Sneijder adalah pada 28 Maret 2003 bersama tim Belanda U-21 ketika menghadapi Republik Ceska. Bersama tim senior ia melalui pertandingan pertama melawan Portugal 30 April 2003. Bersama Tim Oranje, Sneijder berhasil mencapai semifinal Euro 2004, dan mencapai babak 16 besar di Piala Dunia 2006.

Di turnamen Piala Eropa Euro 2008, Sneijder mencetak gol indah kala Belanda menaklukkan Italia 3-0 dan satu gol lagi ketika menghadapi Prancis di mana mereka menang 4-1. Langkah Belanda dihentikan Rusia di perempat final, namun performa memikat Sneijder membawanya masuk Tim Terbaik Euro 2008.

Style: bermain bagus dengan kedua kaki dan memiliki tembakan cemerlang dan akurat. Mampu menghancurkan tim mana pun dengan kemampuan menyerangnya. 



"Meninggalkan Madrid bukanlah kekalahan. Mereka telah memperlakukan saya sangat buruk, tapi aku lebih suka untuk tidak berbicara dan berkoar. Inter adalah salah satu klub terbesar di dunia, selama empat tahun mereka telah juara Italia, dan saya bangga mengenakan jersey Nerazzurra. Pada Piala Dunia tahun 2010 nanti saya ingin pergi ke sana sebagai seorang protagonis.." ujar Wesley Sneijder pada bulan Agustus 2009.

Seorang pemenang bisa terlihat sejak masih kanak-kanak. Wesley Sneijder hanya tahu sepakbola sebagai pilihan hidupnya. Ia tak salah karena sepakbola telah membuat dirinya menjadi salah satu pemain bernomor 10 terbaik dunia saat ini.

Karena itu, beruntunglah Massimo Moratti dan pendukung Inter memiliki Sneijder. Ia merupakan elemen penting dari Inter era Jose Mourinho, yang sukses meraih treble winners dan terutama memboyong trofi Liga Champions ke Appiano Gentile musim lalu setelah menanti 45 tahun lamanya.

Didikan Ajax


Selain Miss Maris, wartawan Belanda, Thijs Slegers, adalah saksi hidup yang mengenal betul karakter kuat Sneijder sejak ia masih berusia tujuh tahun dan baru memasuki akademi sepakbola di Ajax. "Bagi saya, Wesley adalah pesepakbola unik dalam sejarah sepakbola modern Belanda," kata Slegers.

"Wesley selalu memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Sepakbola sudah menjadi kehidupannya. Saya ingat ketika ia menjalani debutnya bersama Ajax. Ia masih terlihat kanak-kanak, tapi begitu menguasai bola, ia berubah menjadi sosok bos di tengah lapangan," tutur penulis untuk The Voetball Internasional ini.

Sejak itu Sneijder memang berkembang menjadi pesepakbola yang dominan. Karakter kuatnya muncul dengan cara yang positif. "Poinnya adalah bukan menjadi arogan di antara rekan-rekan setim, tapi untuk meningkatkan kualitas permainan tim," ujar Sneijder, yang mengaku saat di luar lapangan atau ketika makan malam bersama, ia adalah sosok yang tenang.

"Pemain-pemain lain bisa menerima sikap dominan seorang pemain jika ia pemain yang baik dan Wesley memang seorang pesepakbola hebat," timpal Slegers.

Produk Sepakbola Jalanan


 

Selain karena tempaan akademi sepakbola Ajax yang disiplin, dari mana lagi Wesley Sneijder mendapatkan kepercayaan diri dan determinasi yang begitu tinggi? Gelandang terbaik UEFA Champions League 2009/10 ini akan menyebut masa kecilnya di Utrecht.

Ayahnya, Barry, yang kini masuk dalam tim manajemen Sneijder, dulunya cuma seorang penjual papan luncur untuk kolam renang. Kondisi keuangan keluarganya pas-pasan. Di kota kelahirannya, Utrecht, Sneijder juga besar di lingkungan yang terkenal keras, yakni wilayah Ondiep.

"Kehidupan di sana sungguh keras. Banyak terjadi perkelahian dan kekerasan lain. Sungguh kehidupan yang sulit dan polisi hampir tiap hari mendatangi wilayah kami. Tapi, kami harus bertahan hidup dan berbiasa dengan situasi itu," tutur suami dari aktris dan presenter Yolathe Cabau ini.

Di lingkungan seperti inilah Sneijder menghabiskan masa kecilnya yang sebagian besar dijalani dengan bermain sepakbola di jalanan. Bersama teman-temannya, Snerijder bermain sepakbola dalam sangkar. Lapangan kecil berukuran 10 x 5 meter yang disekelilingnya dibatasi pagar besi.

"Sepakbola jalanan seperti itu membuat Anda menjadi cepat dan ditantang untuk kuat dan tidak cengeng," ujar Sneijder, yang selalu mengenakan kostum idolanya, Ivan Zamorano, yang juga mantan bintang Internazionale

0 komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda